Peluncuran buku Ma'ruf Amin Way, Here Comes Indonesia: Asia’s New Tiger Economy di Jakarta. (Istimewa)

Setelah lima tahun memprioritaskan pembangunan pada pengembangan infrastruktur dasar yang mendukung daya saing perekonomian, pemerintah akan memfokuskan pada upaya mengangkat perekonomian masyarakat bawah.
Wakil Presiden terpilih K.H. Ma’ruf Amin dalam peluncuran buku The Ma’ruf Amin Way, Kamis (3/10)  mengatakan  bahwa pemerintahan saat ini telah meletakkan dasar pembangunan yang mendorong kelompok ekonomi bawah melalui pembangunan infrastruktur secara masif. Ma’ruf mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur yang telah berjalan akan menekan kesenjangan ekonomi yang ada.
“Keberpihakan terhadap kelompok ekonomi kecil akan jadi fokus utama. Itu sebagai antitesa ekonomi yang condong kapitalistik. Kekayaan tidak boleh hanya beredar pada orang kaya saja tapi terdistribusi kepada seluruh komponen rakyat,” ujar Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024 di Westin Hotel, Jakarta.
Ma’ruf melanjutkan bahwa keberpihakan kepada rakyat kecil bukan untuk mematikan pengusaha besar, melainkan membangun kemitraan ekonomi kecil-menengah dan ekonomi atas. “Disparitas ekonomi antara kaya-miskin, pusat-daerah, antar daerah, produk nasional dan luar harus terus ditekan,” imbuh mantan Rais Aam PB Nahdlatul Ulama ini.
Ma’ruf mengaku tak menyangka pemikiran sederhananya terkait ekonomi yang selama ini disampaikan di berbagai forum yang diikutinya dapat dituangkan menjadi sesuatu yang bagus dalam buku.
Buku “The Ma’ruf Amin Way. Here Comes Indonesia: Asia’s New Tiger Economy” ditulis Sekjen MUI Anwar Abbas dan Pakar Koperasi Sahala Panggabean. Buku ini menjabarkan analisis perekonomian Indonesia yang kini tengah berkembang di percaturan perekonomian dunia.
Acara peluncuran buku ini dihadiri oleh para menteri serta pejabat negara, seperti Menristek Dikti Mohammad Nasir, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Kepala BKPM Thomas Lembong, Ketua BPK Daniel Lumban Tobing, Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir, dan Mantan Kepala BIN A.M. Hendropriyono.
Selain itu, turut dihadiri tamu kehormatan dari negara tetangga seperti Dutabesar Malaysia Zainal Abidin Bakar, Dutabesar Singapura Anil Kumar Nayar, dan Dutabesar Turki Mahmut Erol Kilic.
Share:

Indonesia Kalah di Manufaktur, Unggul di Ekonomi Digital

TUMBUH: Industri ekonomi digital Indonesia disebut tumbuh dibanding negara Asia Tenggara lainnya. Namun Indonesia kalah di sektor manufaktur. 

Indonesia disebut tidak bisa meraih peluang investasi di tengah perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Kalah oleh sejumlah negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina. Bahkan, Vietnam menjadi ”pemenang”.
Negara-negara tersebut mampu mendapatkan peluang bisnis yang berupa investasi langsung atau foreign direct investment (FDI) dari sejumlah pabrikan yang terdampak perang dagang.
Peneliti Indef Bhima Yudhistira menuturkan, dari segi manufaktur, tidak dimungkiri daya saing Indonesia memang kalah jika dibandingkan dengan Vietnam, Malaysia, atau Thailand. Banyak perusahaan melakukan relokasi dari Tiongkok ke negara-negara tersebut karena prosesnya jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan di Indonesia.
Kondisi regulasi negara-negara itu cenderung sentralistis alias satu pintu di pemerintah pusat. Berbeda dengan Indonesia yang perizinan investasinya lebih berbelit lantaran juga harus melalui pemerintah daerah. ”Kalau di Indonesia, mungkin relokasi industri butuh waktu 5 sampai 10 tahun. Jadi, momentum perang dagang sudah lewat, baru perusahaan bisa relokasi ke sini,” ujarnya kemarin.
Meski dari sisi manufaktur Indonesia tertinggal, papar Bhima, harus dipahami, ada pergeseran struktur investasi langsung atau FDI. Dari biasanya berbasis sektor industri bergeser ke sektor jasa. Karena itu, banyak perusahaan berbasis ekonomi digital yang melakukan relokasi ke Indonesia.
Bahkan, Bhima mengklaim, untuk relokasi perusahaan berbasis ekonomi digital, Indonesia adalah pemenangnya. ”Perkembangan ekonomi digital, yang melakukan relokasi ke Indonesia ini banyak yang terafiliasi dengan perusahaan-perusahaan asing, dari Tiongkok khususnya,” ungkapnya.
Berdasar studi Google-Temasek, pada 2025 ekonomi digital Indonesia akan menyentuh angka USD 100 miliar dan menjadi yang paling besar di Asia Tenggara. ”Jadi, mungkin Tiongkok tertarik dengan itu. Pergeseran struktur investasi itu juga perlu dicermati,” imbuhnya.
Lantas, apa yang perlu dilakukan pemerintahan baru nanti? Bhima menguraikan, ada dua formula berbeda yang harus dilakukan oleh pemerintah. Pertama, untuk menarik industri manufaktur, diperlukan kemudahan perizinan, penyelesaian masalah koordinasi pemerintah daerah dan pusat yang masih kacau, infrastruktur penunjang seperti kawasan industri, serta kemudahan akses terhadap bahan baku.
Formula kedua diperuntukkan sektor jasa, khususnya ekonomi digital yang potensinya cukup besar. Antara lain, pembenahan infrastruktur, khususnya internet yang lebih merata. Juga penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang lebih berkualitas di sektor digital dan insentif untuk research & development. ”Formula yang berbeda itu harus dikembangkan dua-duanya sehingga dapat dimanfaatkan dalam perang dagang. Manufaktur makin kuat, sektor jasa juga makin berkembang,” tandasnya.
Di tempat terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, pemerintah berupaya terus mengantisipasi berbagai kondisi global agar dapat memperbaiki iklim investasi. ”Jadi, artinya, stabilitas makro tetap terjaga, kondisi dan policy pemerintah tetap commit. Tentu kita tahu bahwa tekanan dari luar, apalagi situasi politik di AS, itu pasti akan memberikan dampak kepada seluruh dunia,” tuturnya.
Share:

Ekonomi Digital RI Tumbuh Paling Pesat di Asia Tenggara

Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf (tengah) saat jumpa pers di Jakarta. 

Indonesia menempati posisi pertama untuk pertumbuhan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara. Hal itu tecermin dari laporan Google, Temasek, dan Bain & Company.
Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf menyatakan, penetrasi ekonomi digital di Asia Tenggara tumbuh sangat cepat dalam lima tahun terakhir. Termasuk di Indonesia. Tahun ini ekonomi digital di Indonesia sudah mencapai USD 40 miliar atau tumbuh lima kali lipat jika dibandingkan dengan 2015 yang hanya USD 8 miliar.
’’Dibandingkan negara lain, Indonesia paling besar dan paling cepat. Kalau dilihat growth-nya, 20–30 persen,’’ ujar Randy di kantor Google Indonesia, Jakarta, kemarin (7/10).
Lima tahun mendatang, ekonomi digital Indonesia berpotensi mencapai USD 133 miliar. Angka itu naik 30 persen jika dibandingkan dengan prediksi tahun lalu.
Transformasi ekonomi Indonesia yang luar biasa pesat disebut menjadi pendorong pertumbuhan yang dinamis bagi Asia Tenggara. Berdasar laporan itu, ekonomi digital di Indonesia tumbuh 49 persen.
’’Laporan tahun ini menunjukkan performa optimal Indonesia yang melampaui semua ekspektasi dari tiga laporan tahunan sebelumnya,’’ terang Randy.
Fantastisnya pertumbuhan tersebut didukung perkembangan signifikan dari sektor ride-hailing dan e-commerce. Perkembangan pesat itu terjadi karena ketatnya persaingan yang diiringi investasi dan tumbuhnya pembayaran digital.
’’Aspek lain, semua sektor didukung perkembangan digital payment,’’ kata Randy. Sebagai perbandingan, Malaysia dan Singapura memiliki nilai ekonomi internet masing-masing USD 11 miliar dan USD 12 miliar pada 2019.
Vietnam menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi internet terbesar kedua setelah Indonesia dengan angka 38 persen. Saat ini Vietnam memiliki nilai ekonomi internet USD 12 miliar, meningkat dari USD 3 miliar pada 2015.
Share:

Ekonomi Digital Membuat Uang Sekecil Apa pun Jadi Berharga

Menteri Keuangan Sri Mulyani. 

 Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi sejumlah e-commerce yang memberikan fasilitas dan kemudahan masyarakat membayar pajak. Saat ini pembayar pajak sangat mudah cukup melalui gadget.
Perempuan yang karib disapa Ani itu mengaku tidak bisa membayangkan jadi seorang menteri keuangan 20 tahun silam. Saat itu belum ada teknologi digital dan e-commerce.
“Bayangkan kalau saya jadi menteri 20 tahun lalu. Pertama akan buat tim pengkaji, tim ini studi banding ke perusahaan dan luar negeri, 6 bulan kemudian presentasi, laporan,” ungkap Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (10/10).
Tahapan selanjutnya adalah procurment (pengadaan). Dengan tahapan itu, lanjut Sri Mulyani, dibutuhkan waktu 2 tahun hanya untuk memmudahkan masyarakat dalam membayar pajak.
Tak hanya itu, di mata mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu, ekonomi digital membuat uang nominal sekecil apa pun menjadi berharga dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Saya melihat orang-orang beli emas dengan uang Rp 10 ribu. Saya bayangin gimana caranya. Ternyata jadi beli 0,00001 gram. Itu diakumulasikan dan it is safe,” tegas dia.
Diketahui, Sri Mulyani menghadiri diskusi yang digelar e-commerce Tokopedia. Salah satu fasilitas yang disediakan Tokopedia adalah bayar pajak kendaraan bermotor yang telah diterapkan di Jawa Barat.
“Sekarang salah satu layanan dari Tokopedia pembayaran pajak kendaraan bermotor. Sudah diterapkan di Jawa Barat dan itu diminati masyarakat,” ungkap Co-founder Tokopedia William Tanuwijaya.
Share:

Pertumbuhan Ekonomi RI Diprediksi di Atas 5 Persen Tipis



ILUSTRASI. Pertumbuhan ekononomi RI tahun ini diprediksi masih tembus 5 persen kendati ada perang dagang antara AS dan Tiongkok.

 Pertumbuhan ekonomi tahun ini diyakini masih berada di atas 5 persen. Meski berbagai tantangan dari sentimen eksternal harus terus membayangi ekonomi dalam negeri.
“Perkiraan kami 5,08 persen. Ya sama dengan pertimbangan kami yang lalu, melihat kondisi ekonomi dunia yang sedang turun,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara akhir pekan lalu.
Proyeksi itu juga tak jauh dari level yang dipatok Bank Dunia. Menurut laporan East Asia and Pacific Economic Update October 2019: Weathering Growing Risk, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 tetap berada di angka 5 persen.
Level tersebut turun dari proyeksi sebelumnya 5,1 persen. Suahasil melanjutkan, proyeksi itu sejalan dengan aktivitas perdagangan yang mengalami kontraksi. Nilai ekspor disebutnya masih menurun.
“Penurunan ekspor akan memengaruhi sektor-sektor lain seperti manufaktur. Perkiraan yang dikeluarkan Bank Dunia tidak berbeda jauh dengan angka kami,” tambahnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor Indonesia sepanjang periode Januari–Agustus 2019 hanya USD 110,07 miliar atau merosot 8,28 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Padahal, ekspor merupakan salah satu komponen penyokong pertumbuhan ekonomi selain konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, impor, dan penanaman modal tetap bruto (PMTB).
Perang dagang AS-Tiongkok memang berdampak pada permintaan dan penawaran di pasar global. Dampaknya, hal itu ikut memukul kinerja ekspor dan impor Indonesia karena Tiongkok merupakan pasar ekspor utama Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambahkan, pihaknya terus mencermati kinerja ekspor. Terutama dampak kinerja ekspor pada pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga tahun ini.
“Kami menganggap ada beberapa faktor yang masih jadi perhatian, terutama dari sisi ekspor. Kami akan lihat apakah investasi juga bisa distimulasi dari berbagai kebijakan maupun dunia usaha,” jelasnya.
Menko Perekonomian Darmin Nasution juga optimistis kondisi ekonomi di Indonesia masih bisa tumbuh. Darmin mengakui, ketidakpastian global berupa perang dagang memang akan menekan ekspor.
Namun, kondisi tersebut disebutnya tidak akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. “Karena memang kita bergantung pada demand dalam negeri daripada ekspor”.
Share:

Azwar Anas: Pariwisata adalah Penggerak Ekonomi Daerah Paling Cepat

TANDA TANGAN: Abdullah Azwar Anas (tengah) meluncurkan Anti-Mainstream Marketing: 20 Jurus Mengubah Banyuwangi, Senin (14/10).

Ada tiga jurus jitu membangun Banyuwangi, Jawa timur. Strategi, inovasi, dan leadership alias kepemimpinan. Tip itu disampaikan Bupati Abdullah Azwar Anas dalam peluncuran bukunya, Senin (14/10). Buku bertajuk Anti-Mainstream Marketing: 20 Jurus Mengubah Banyuwangi itu menampilkan pariwisata sebagai lokomotif penggerak perekonomian daerah.
Anas menyatakan bahwa dampak pariwisata adalah yang paling cepat terlihat. Juga dirasakan masyarakat. “Semua dinas adalah dinas pariwisata,” ungkap pemimpin 46 tahun tersebut.
Pertanian, menurut dia, penting. Tapi, penggeraknya adalah pariwisata. Karena itu, dinas pertanian tidak hanya dituntut meningkatkan produktivitas, tapi juga melakukan diversifikasi. Misalnya, menanami tanah tandus dengan benih bunga.
Anas juga mendorong PT INKA mengembangkan Museum Kereta Api di Banyuwangi. Ide tersebut dia lontarkan saat BUMN perkeretaapian itu membangun pabrik kereta terbesar se-ASEAN di wilayahnya. Saat Danone masuk Banyuwangi untuk mengembangkan industri air minum dalam kemasan, lelaki berkaca mata tersebut juga minta ‘dibikinkan’ Museum dan Pusat Edukasi Air.
“Jadi, industri tumbuh, pariwisata juga berkembang,” papar Anas.
Selain itu, untuk menciptakan iklim investasi yang positif, Anas mengubah orientasi pendapatan asli daerah (PAD) ke produk domestik regional bruto (PDRB). “Itu daripada menggenjot PAD dari pengusaha. Iklim investasi malah akan susah dan lapangan pekerjaan tidak tersedia,” urainya.
Meski mendatangkan sebanyak-banyaknya investor adalah prioritas, Anas tetap mengutamakan perekonomian rakyat. Saat ini terdapat 480 home-stay yang tersebar di seantero Banyuwangi. Sebab, industri tersebut didukung penuh oleh pemerintah daerah lewat regulasi.
“Hotel yang kami dorong masuk Banyuwangi adalah yang bintang empat ke atas,” paparnya.
Anas menyebut Taman Nasional Alas Purwo sebagai jurus kreatifnya yang lain. “Alas Purwo ini makin misterius makin diminati,” katanya.
Share:

Inggris Komitmen Wujudkan Program Ekonomi Indonesia

Penandatanganan MoU Kajian Perdagangan Inggris Indonesia.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menandatangani nota kesepahaman kajian perdagangan Indonesia-Inggris tadi malam (16/10). Inggris berkomitmen mendukung program prioritas pemerintah. Khususnya, dalam sektor pendidikan, infrastruktur, serta jasa finansial dan teknologi (fintek).
Komisaris Perdagangan Inggris untuk Asia Pasifik Natalie Black menuturkan, pemerintah Indonesia memiliki visi besar dalam pembangunan infrstruktur. Seperti, bandara, moda raya terpadu (MRT), dan transportasi publik lainnya. ”Beberapa perusahaan Inggris sudah terlibat dalam proyek MRT. Selanjutnya, kami ingin lebih banyak berkolaborasi untuk mewujudkan visi-visi selanjutnya,” beber Natalie.
Inggris juga melihat perkembangan dan pertumbuhan e-commerce di tanah air sangat pesat. Kondisi tersebut, lanjut Natalie, mirip dengan yang terjadi di London saat ini. Fintek membuat gairah perekonomian meningkat. Apalagi era industri 4.0 sekarang. Investasi yang masuk semakin banyak. ”Saya tahu Indonesia telah memiliki lima unicorn besar di Asia Tenggara. Kami berharap langkah ini membuahkan hasil yang konkrit,” kata Natalie.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo berharap, dengan kerja sama tersebut bisa mengantarkan Indonesia pada ekonomi modern. Artinya, berdaya saing, bisa menghadapi produk-produk impor, memanfaatkan teknologi, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia itu sendiri.
”Dari kolaborasi tersebut pemerintah Indonesia ingin mendapat masukan dari pemerintah Inggris mengenai kondisi perdagangan global, mengetahui posisi ekonomi nasional berada di posisi berapa, dan hambatan seperti apa yang akan dihadapi beberapa tahun ke depan,” papar Iman.
Sementara di sektor pendidikan, Inggris sudah memberikan program Beasiswa Chevening. Sebuah program beasiswa global yang memberikan kesempatan bagi anak bangsa untuk menempuh studi master di Negeri Ratu Elizabeth yang sudah berjalan sejak 1983. Terbuka untuk siapa saja yang telah menyelesaikan gelar S1 dan memiliki pengalaman kerja setidaknya 2 tahun.
Program itu juga disebut tidak memiliki batasan umur. Lebih dari 1.700 orang Indonesia telah menerima beasiswa tersebut. Penulis novel Negeri 5 Menara Ahmad Faudi, artis sekaligus jurnalis Marissa Anita, hingga sutradara Noor Huda Ismail merupakan alumni peraih beasiswa Chevening.
”Beasiswa ini meliputi biaya hidup, biaya kuliah hingga dana lainnya untuk pendidikan gelar master. Selain jiwa kepemimpinan, kami juga mengharapkan sosok tersebut adalah mereka yang di masa mendatang akan mengambil keputusan, pembentuk opini yang memberikan dampak baik bagi pembangunan negara,” jelas Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins.
Share:

Jaringan Gas Diklaim Lebih Aman-Ekonomis

LEBIH AMAN DAN EKONOMIS : Bupati Probolinggo P Tantriana Sari (ketiga dari kiri) didamping Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM Republik Indonesia Djoko Siswanto (kedua kiri) mencoba memasak menggunakan jaringan gas yang dikembangkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. 



 Jaringan gas Sektor Tongas Wetan, Kabupaten Probolinggo, telah diresmikan. Jaringan ini diklaim lebih aman dan ekonomis. Alasannya, pemasangan gas hanya menggunakan satu jaringan dan tekanan gasnya tidak sebesar gas tabung. Selain itu, harga pemakaian tidak lebih mahal dari gas tabung.
Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Kabupaten Probolinggo Susilo Isnadi mengatakan, penggunaan jargas akan lebih ekonomis. Karena tagihannya disesuaikan penggunaan dan dilakukan setiap bulan.
Menurutnya, penggunaan jaringan gas sudah dilakukan di berbagai daerah dan sudah melalui beberapa pengkajian. Hasilnya, 30 sampai 40 persen harganya lebih murah. Sistem pembayaran juga dilakukan dengan sistem tagihan layaknya listrik dan PDAM.
“Harga penggunaan gas ini lebih murah dan lebih menguntungkan bagi masyarakat, sehingga sisa uang belanja tabung bisa dimanfaatkan untuk ditabung atau dapat juga digunakan untuk membeli kebutuhan pokok lain,” ujarnya seperti dikutip Jawa Pos Radar Bromo.
Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM RI Djoko Siswanto mengatakan, pemberian tarif penggunaan jaringan gas akan disesuaikan golongannya. Golongan itu dibagi menjadi RT-1 yang masuk kategori menengah ke bawah dan RT-2 menengah ke atas.
“Pemberian tarif penggunaan gas sesuai dengan kategori. Per meter kubik gas untuk RT-1 harganya lebih murah dari harga gas tabung 3 kilogram, sedangkan RT-2 harga lebih murah daripada harga gas tabung 12 kilogram. Ini pun masih disesuaikan dengan jumlah pengunaannya, jadi harganya jauh lebih ekonomis,” ujarnya.
Share:

IMF Koreksi Pertumbuhan Ekonomi

ILUSTRASI. EKSPOR IMPOR: Ilustrsi kendaraan berat mengangkut kontainer di Terminal Petikemas, kawasan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. 

Hampir semua negara di dunia, tampaknya, harus berjuang menghadapi ancaman resesi. Merujuk laporan teranyar Dana Moneter Internasional (IMF) bertajuk World Economic Outlook (WEO) October 2019, terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi global mayoritas dalam tekanan.
IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi kelompok emerging markets dan negara berkembang terkoreksi menjadi hanya 3,9 persen pada akhir tahun ini. Sebelumnya, pada April, IMF menurunkan target pertumbuhan ekonomi 0,2 persen dari prediksi awal pada Januari 3,5 persen menjadi 3,3 persen.
Penasihat ekonomi sekaligus Direktur Departemen Riset IMF Gita Gopinath menuturkan, target tersebut merupakan angka paling rendah sejak krisis keuangan global.
“Meningkatnya hambatan perdagangan dan ketegangan geopolitik terus melemahkan pertumbuhan ekonomi global,” ujarnya dalam laporan yang terbit Selasa (15/10).
Indonesia diperkirakan hanya tumbuh 5 persen pada tahun ini. Proyeksi itu sejalan dengan Bank Dunia yang baru-baru ini juga memperkirakan angka pertumbuhan yang sama untuk Indonesia. Tahun depan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diramal sedikit lebih tinggi, yaitu 5,1 persen, dan terus meningkat hingga 5,3 persen pada 2024.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menuturkan, pertumbuhan ekonomi tahun ini memang diperkirakan di kisaran 5 persen. Di bawah target pemerintah, sesuai dengan proyeksi World Bank dan IMF.
“Perlambatan pertumbuhan disebabkan banyak faktor. Utamanya faktor eksternal, penurunan harga komoditas, serta ketiadaan kebijakan terobosan yang dapat mengurangi dampak turunnya harga komoditas,” jelas Piter Rabu (16/10).
Untuk memacu pertumbuhan ekonomi, pemerintah harus fokus meningkatkan permintaan domestik. “Jadi, kita bisa memanfaatkan pasar domestik untuk memacu konsumsi dan investasi. Caranya bagaimana, yaitu dengan menyinergikan kebijakan moneter fiskal dan sektor riil,” imbuhnya.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira memandang realisasi pertumbuhan ekonomi bisa lebih rendah daripada yang diproyeksikan. “Kalau lembaga internasional merevisi pertumbuhan, realisasinya bisa jauh lebih rendah dari 5 persen. Untuk Indonesia bisa ke 4,8 sampai 4,9 persen,” ujarnya.
Terlebih, kinerja neraca perdagangan terus mengalami defisit. Dengan kondisi itu, dia berharap pemerintah tidak mencabut subsidi.
Sementara itu, ekspor nonmigas tahun ini diprediksi tumbuh 8 persen. Meski meleset dari angka optimistis awal, yakni 11 persen, angka 8 persen akan membawa nilai ekspor Indonesia ke USD 175,8 miliar, naik dari tahun lalu yang mencapai USD 162,8 miliar.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebutkan, ada enam sektor industri nonmigas yang terus digenjot pemerintah hingga akhir 2019. “Enam sektor itu adalah furnitur dan produk kayu, makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, serta kimia dasar,” ujar Enggar.
IMF PROYEKSI PERTUMBUHAN RI
April 2019 5,2 persen
Juli 2019 5,2 persen
Oktober 2019 5 persen
2020 5,1 persen
Sumber: IMF-World Economic Outlook (WEO) October 2019

Share:

Jelang Akhir Masa Baktinya, JK Tetap Optimistis Melihat Ekonomi RI


Jelang akhir masa jabatannya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memprediksi perekonomian dalam negeri tetap bergerak positif. Meski dibayangi risiko perlambatan ekonomi global, JK yakin pertumbuhan Indonesia lebih baik daripada negara-negara lainnya.
“Jadi, apabila berbicara tentang ekonomi Indonesia, kita harus bicara secara keseluruhan. Juga melihat kondisi ekonomi dunia dan korelasinya terhadap Indonesia,” ujarnya saat dialog bersama 100 ekonom di Hotel Westin, Jakarta, Kamis (17/10).
JK menjelaskan, banyak dinamika yang terjadi pada kondisi ekonomi global. Salah satunya, perusahaan-perusahaan raksasa yang kini tak hanya didominasi dari sektor energi atau perbankan.
Menurut dia, perusahaan-perusahaan raksasa dunia justru berkecimpung dalam ekonomi digital. Misalnya, Facebook, Apple, Microsoft, dan Amazon.
“Jadi, sekarang pengusaha yang paling besar dan yang paling kaya itu Microsoft, Apple, Amazon, dan Facebook. Artinya, energi dikalahkan oleh ekonomi digital,” tutur mantan Ketum Partai Golkar itu.
Dengan kondisi tersebut, tentu Indonesia mendapat dampaknya. Terlebih, beberapa situasi seperti Brexit, perang dagang AS-Tiongkok, tentu membawa sentimen bagi kondisi dalam negeri.
“Indonesia yang merupakan negara di Asia Tenggara punya pilihan untuk mengambil keuntungan dalam berbagai konflik tersebut atau justru ikut mengalami kerugian,” imbuhnya.
JK menampik bahwa beberapa indikator ekonomi seperti nilai tukar rupiah maupun utang dalam tren memburuk. JK menyebut beberapa negara seperti Venezuela, Brasil, Turki, maupun Afrika Selatan mengalami kondisi yang lebih parah daripada Indonesia.
“Kita masih tumbuh 5 persen, GDP-nya lebih baik daripada Malaysia,” tegasnya.
Didik Rachbini, ekonom senior Indef, menyoroti beberapa kinerja pemerintah. Menurut dia, pemerintah, terutama Presiden Joko Widodo, perlu ‘blusukan’ lebih dalam ke sektor industri. “Beberapa hal yang krusial dan perlu perhatian adalah industri. Kemudian neraca berjalan terus defisit, lalu neraca perdagangan juga (defisit). APBN juga, dari sisi penggunaan itu boros dan populis,” jelasnya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menambahkan, dengan berbagai sorotan pada sektor industri, pihaknya berkomitmen akan mendorong beberapa hal. “Kami akan dorong industri berbasis sumber daya alam (SDA) dan industri berbasis nilai tambah manufaktur. Plus kami akan dorong link and match pendidikan vokasi bagi SDM,” jelasnya di tempat yang sama. Hal itu, lanjut Airlangga, sejalan dengan program pemerintah.
Share:

Pasar Berharap Tim Ekonomi Jokowi Diisi Orang-orang Usia 41-50 Tahun

Sementara itu, sebanyak 21 responden memilih tim ekonomi diisi oleh orang-orang di rentang 31-40 tahun, dan sebanyak tiga persen responden memilih tim ekonomi diisi oleh orang-orang di rentang 31-40 tahun. Sedangkan, sebanyak 12 responden survei tidak mempersoalkan faktor usia.
Survei KCI tersebut dilaksanakan pada 12-26 September 2019 melalui wawancara langsung, dan melibatkan 272 responden dari investor manajemen investasi, dana pensiun, dan asurasi di pasar keuangan. Panelis ahli Katadata Insight Center (KIC) Wahyu menyampaikan, hasil survei tersebut menggambarkan investor lebih nyaman dengan orang-orang yang adaptif terhadap dinamika perekonomian.
“Mungkin disebabkan pandangan bahwa orang yang berusia lebih muda bisa cepat adaptasi dengan situasi yang tak kondusif saat ini, termasuk ekonomi global,” ungkapnya, Sabtu (19/10).
Situasi ekonomi global saat ini kerap dihadapkan pada disrupsi seiring pesatnya perkembangan teknologi digital. Atas dasar itu, kemampuan adaptasi tim ekonomi kabinet menjadi sangat penting.
Sementara itu berdasarkan gender, sebanyak 40 persen responden berharap kabinet mendatang lebih mengakomodasi perempuan dengan jumlah yang berimbang. Adapun sebanyak 30 persen responden menyatakan, jenis kelamin menteri tidak menjadi pertimbangan.
Dihubungi terpisah, Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia, Alfred Nainggolan menuturkan pasar berharap komposisi kabinet lebih banyak diisi profesional.
“Untuk komposisi kabinet, pasar punya harapan lebih banyak profesioal. Tetapi kalau ditanya akan mempengaruhi pasar, sangat teknis sekali,” ujar Alfred kepada JawaPos.com, Jumat (18/10).
Share:

Didorong Ekonomi Digital, Yakin Pertumbuhan PDB 2020 Capai 5,2 Persen



“Pertumbuhan Indonesia 2020 bisa mencapai 5,0–5,2 persen,” jelas ekonom BCA David Sumual, Jumat (18/10).
Dia mengungkapkan, pada 2008, ekonomi tidak hanya melambat, tapi juga ada ancaman resesi. Meski begitu, ekonomi tetap bisa tumbuh 4,6 persen karena cukup kuatnya konsumsi masyarakat.
Berbeda dengan Singapura yang sangat bergantung pada perdagangan internasional, ketergantungan Indonesia terhadap ekspor hanya 12 persen. “Jadi, kami tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi global. Ini modal, tinggal bagaimana bisa menarik sektor riil masuk ke sini,” tuturnya.
Dia menyatakan, ada beberapa katalis yang bisa mendorong ekonomi tahun depan. Di antaranya, kelanjutan proyek infrastruktur dan rencana pemindahan ibu kota yang akan mendorong kinerja sektor konstruksi dan properti.
“Reformasi struktural juga penting untuk meningkatkan daya saing dan menarik investasi di tengah disrupsi,” lanjutnya.
David menuturkan, penetrasi teknologi dan ponsel pintar telah memunculkan kekuatan baru ekonomi dalam negeri yang bertumpu pada digitalisasi. Riset yang dirilis Google, Temasek, dan Bain menyebutkan bahwa Indonesia berkontribusi USD 40 miliar atau Rp 567,49 triliun dari total nilai ekonomi digital di Asia Tenggara yang diproyeksikan menembus USD 100 miliar pada 2019.
Nilai ekonomi berasal dari lima sektor ekonomi berbasis internet. Yakni, e-commerce, media daring, ride-hailing, wisata atau travel, dan layanan finansial.
“Pada 2025, ekonomi digital Indonesia bakal bertumbuh menjadi USD 133 miliar,” imbuhnya.
Sementara itu, Menko Perekonomian Darmin Nasution berbagi kisah saat menjadi menteri pada era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (JK). Dia mengungkapkan, menjadi menteri ekonomi memang bukan pekerjaan yang mudah. Dinamika ekonomi global menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang terus terdampak sentimen eksternal.
“Harga komoditas turun cukup signifikan. Padahal, pemerintah membutuhkan dana yang besar untuk membiayai pembangunan. Waktu itu, sampai 2010–2011, harga hasil sumber daya alam (SDA) menanjak. Namun, harga itu mulai turun pada 2012 sehingga pemerintah ini dimulai dari periode mengarah ke perlambatan,” ujar Darmin, Jumat.
Kondisi perlambatan ekonomi juga terjadi menjelang pemerintahan Jokowi jilid II bersama Ma’ruf Amin. Ditambah, beberapa waktu belakangan, lembaga dunia beramai-ramai memprediksi terjadinya perlambatan ekonomi yang mengarah pada resesi.
Bedanya, lanjut Darmin, pemerintahan Jokowi jilid I dimulai dengan langkah radikal menaikkan harga BBM. “Penghematannya dipakai untuk membangun infrastruktur. Juga dipakai untuk pendidikan dan bantuan sosial. Itu alur besarnya,” tuturnya.
PERTUMBUHAN EKONOMI 2014–2019
2014 5,01 persen
2015 4,88 persen
2016 5,03 persen
2017 5,07 persen
2018 5,17 persen
2019* 5,08 persen
2020* 5,0–5,2 persen
Keterangan: *Proyeksi
Share:

Jokowi: 2045 Indonesia Masuk 5 Besar Ekonomi Dunia


Yakni, pada 2045 mendatang, Indonesia harus sudah masuk ekonomi 5 besar dunia. Serta angka kemiskinan bisa terus dikurangi. “Mimpi kita di tahun 2045, produk domestik bruto Indonesia mencapai USD 7 triliun. Indonesia sudah masuk 5 besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen,” ujar Jokowi di Ruang Rapat Paripurna I komplek Parlemen Senayan, Jakarta.
Jokowi menerangkan, pada 2045 mendatang juga tepat satu abad usia Indonesia. Oleh karena itu menurut dia sudah sepatutnya bangsa ini melesat tinggi di kancah internasional. Rakyat harus bisa keluar dari pendapat kelas menengah. Indonesia sudah saatnya menjadi negara maju dengan pendapatan Rp 320 juta per kapita per tahun atau Rp 27 juta per kapita per bulan.
Target ini harus menjadi fokus utama seluruh komponen bangsa. “Kita sudah hitung, sudah kalkulasi, target tersebut sangat masuk akal dan sangat memungkinkan untuk kita capai,” imbuhnya.
Lebih lanjut, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menilai target ini tidaklah mudah. Butuh kerjasama antar pihak. Serta kerja keras harus dijalani. Tanpa usaha tersebut, maka target tersebut hanya akan menjadi mimpi belaka. “Dan kita harus kerja cepat, harus disertai kerja-kerja bangsa kita yang produktif,” pungkas Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi dan Ma’ruf Amin resmi dilantaik sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024. Acara pelantikan dilangsungkan di ruang rapat paripurna I gedung Nusantara I, komplek Parlemen , Senayan, Jakarta, Minggu (20/10).
Proses pelantikan dipimpin langsung oleh, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, didampingi 9 wakil. Acara dimulai dengan pembacaan sumpah jabatan. Jokowi membawa lebih awal di bawah sumpah Alquran, dilanjut oleh Ma’ruf.
“Bismillahirrahmanirrahim. Demi Allah saya bersumpah, akan memenuhi kewajiban sebagai Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya, dan seadil-adilnya. Memegang teguh Undang-undang Dasar, dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya. Serta berbakti pada nusa dan bangsa,” ucap Jokowi.
“Bismillahirrahmanirrahim. Demi Allah saya bersumpah, akan memenuhi kewajiban sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya, dan seadil-adilnya. Memegang teguh Undang-undang Dasar, dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya. Serta berbakti pada nusa dan bangsa,” sambung Ma’ruf.
Sumber : https://www.jawapos.com/nasional/20/10/2019/jokowi-2045-indonesia-masuk-5-besar-ekonomi-dunia/
Share:

Recent Posts