Beri Pengalaman Lebih Nasabah dengan Teknologi Digital

Beri Pengalaman Lebih Nasabah dengan Teknologi Digital


 JawaPos.com – PT FWD Insurance Indonesia telah menuntaskan proses penggabungan usahanya dengan PT FWD Life Indonesia. Kedua entitas tersebut sepakat menggunakan nama PT FWD Insurance Indonesia untuk nama perseroan.

CEO FWD Group Huynh Thanh Phong memastikan, akan memberikan pelayanan lebih baik dengan didukung teknologi digital. “Merger ini merupakan bukti keyakinan kuat kami terhadap potensi pasar asuransi Indonesia dalam jangka panjang,” kata Huynh Thanh Phong secara virtual, Senin (25/1).

Dia juga berkomitmen, akan berupaya meningkatkan literasi masyarakat Indonesia tentang industri jasa keuangan. Khususnya, cara pandang tentang asuransi.

Direktur Utama FWD Anantharaman Sridharan menuturkan, melalui teknologi digital dan jaringan layanan yang luas akan menambah pengalaman berasuransi nasabah. Tentunya dengan proses yang lebih ringkas, cepat, dan mudah.

Semua polis FWD Life dan FWD Insurance beserta syarat, ketentuan, dan manfaatnya tetap sama. “Langkah ini sekaligus kampanye everyday heroes. Mendorong setiap orang untuk menjadi pahlawan dalam hidup mereka dan berani membuat keputusan yang berdampak besar,” ungkapnya.

Terpisah, perencana keuangan Finansialku, Robby Cristy CFP menuturkan, kebutuhan akan asuransi jiwa maupun kesehatan di tengah pandemi sangat penting. Mengingat, kondisi saat ini, masyarakat dihadapkan dengan persebaran SARS-CoV-2 yang menular dan berbahaya.

Namun, kebanyakan orang memilih menunda membeli karena merasa sehat. “Ibarat masker yang dipakai ketika beraktivitas, sama juga halnya dengan asuransi dalam pengelolaan keuangan pribadi,” ucapnya saat dihubungi Jawa Pos.

Artinya, asuransi merupakan salah satu upaya manajemen risiko dalam pengelolaan keuangan pribadi. Sama pentingnya dengan dana darurat. Meski begitu, dalam membeli asuransi harus menyesuaikan budget dan kondisi keuangan. Selain itu, juga harus tahu asuransi apa yang dibutuhkan. Sehingga tidak mengganggu pos keuangan lainnya.

“Ada istilah value protection, karena kita menghargai setiap rupiah yang keluar harus bisa memberikan benefit terbesar bagi orang tersebut. Begitu pula dalam hal asuransi,” terang Robby.

Dia juga mengingatkan, jangan sampai terjebak dalam hasil atau return dari sebuah produk investasi atau asuransi. Sebelum berharap mendapatkan hasil, harus memahami dulu risiko dalam sebuah produk itu.

Seperti produksi asuransi kesehatan atau asuransi lainnya, misalnya. Biasanya, dalam produk asuransi tersebut para agen atau penjual menyampaikan tentang keuntungan yang didapat dari produknya. Diantaranya, ditanggungnya pengobatan untuk sejumlah penyakit kritis.

Maka dari itu, sebaiknya membeli asuransi kesehatan ketika sedang sehat. Sehingga, pada masa tertentu si nasabah terserang penyakit kritis, mereka akan mendapat pelayanan kesehatan dari asuransi.

“Jangan beli produk asuransi ketika sedang mengalami sakit atau sakit kritis. Sebab itu bisa berpotensi tidak diklaim,” ungkapnya.

Sebab, biasanya dalam produk tertentu dijelaskan berapa nilai pagu pertanggungan yang diberikan. Jika biaya pengobatan dari penyakit itu melebihi dari pertanggungan, maka jangan kecewa. “Kuncinya pahami dulu risk dan return-nya. Jangan hanya melihat benefit semata. Pahami risikonya dari produk itu sendiri,” tandasnya.

sumber:https://www.jawapos.com/ekonomi/finance/26/01/2021/beri-pengalaman-lebih-nasabah-dengan-teknologi-digital/

Share:

Arsip Blog

Recent Posts